Jumat, 05 Oktober 2012

13. SCHEDULING METHODOLOGY

13. SCHEDULING METHODOLOGY
Metodologi penjadwalan / scheduling methodology tergantung pada jenis industri, perusahaan, produk, dan tingkat kecanggihanyang diperlukan. Metodologinya adalah sbb :
1. Grafik dan papan,
2. A
turan Keputusan Prioritas / Priority decision rules, dan
3. M
etode Pemrograman Matematis / Mathematical programming methods

    1.   Gantt Charts and Boards
Gantt chart dan papan jadwalnya, pada jaman dulu banyak dipakai untuk penjadwalan, meskipun pada jaman sekarang banyak grafik yang digambar dengas komputer. 
Gantt chart sangat mudah dipahami dan dapat dengan cepat menggambarkan situasi pada seketika itu atau yang situasi direncanakan untuk semua semua bagian yang terkait. 
Gantt chart dipakai dalam beberapa bentuk, yaitu,
(a) Penjadwalan atau progress chart, yang menggambarkan jadwal yang berurutan ;
(b) Beban grafik / loading chart, yang menunjukkan pekerjaan yang dibebankan pada grup pekerja atau mesin, serta
(c) Record a chart, yang dipakai untuk merekam waktu operating time aktual dan delay time aktual dari pekerja dan mesin.
    2.   Priority Decision Rules
Priority decision rules jika disederhanakan pengertiannya adalah pedoman untuk menentukan di urutan manakah suatu pekerjaan / order akan dikerjakan. Dalam beberapa perusahaan aturan ini berperan sebagai priority planning systems seperti pada sistem MRP. 
Berikut ini adalah beberapa priority rules yang harus diikuti.
 

    3.   Mathematical Programming Methods
Scheduling adalah masalah alokasi sumber daya yang kompleks. Kapasitas proses perusahaan, labour skills, material dll yang harus diusahakan alokasi penggunaannya sedemikian rupa sehingga bisa memaksimalkan profit atau service, atau bahkan untuk memenuhi demand sembari meminimalkan cost.
Berikut ini adalah beberapa model yang dipakai dalam scheduling dan production control.
a) Model pemrograman Linear / Linear programming model
Disini semua pembatas / constraints dan fungsi, dirumuskan sebagai persamaan linear dan kemudian problem diselesaikan untuk mencapai optimasi. 
Metode utama yang digunakan di sini adalah Metode Simplex, metode transportasi dan metode penugasan / assignment method 
(b) PERT / CPM network model 
PERT / CPM network adalah jaringan menunjukkan urutan operasi untuk proyek dan precedence relation antara kegiatan hingga proyek selesai selesai.

Catatan :
Penjadwalan dilakukan dalam semua kegiatan dari suatu perusahaan yaitu, produksi, maintenance dll. Oleh karena itu, semua metode dan teknik scheduling digunakan untuk manajemen maintenance.

12.4. Types of Scheduling

12.4. Types of Scheduling
Jenis penjadwalan dapat dikategorikan sebagai penjadwalan maju dan penjadwalan mundur.
    1.   P
enjadwalan maju / Forward scheduling
Umumnya digunakan pada industri yang menggunakan metode produksi jobshop di mana pelanggan bisa minta ordernya "diperlukan sesegera mungkin (needed as soon as possible).
Forward scheduling bekerja dengan cara :

  • menentukan kapan waktu awal mulai dan kapan selesai dikerjakan dari suatu order yang diprioritaskan masuk, dengan menentukan slot waktu paling awal (paling gasik) yang ada, pada saat tersebut,
  • serta sekalian menentukan kapan benda kerja akan diselesaikan pada workstation tersebut.
  • Oleh karena tiap benda kerja itu tadi harus dikerjakan sedini mungkin (as early as possible), maka selama menempuh routing ke semua work stationsemua benda kerja akan dirampungkan sebelum jatuh tempo-nya.
Metode maju / forward method menuntut persediaan yang cukup, yang artinya inventory persediaan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan di work station juga cost-nya tinggi.
Namun forward method mudah digunakan dan order  dikerjakan dalam waktu tempuh / lead time  lebih singkat, jika dibandingkan dengan backward scheduling.
2. Penjadwalan Mundur / Backward scheduling
Sering digunakan pada industri yang typenya perakitan / assembling dan dengan komitmen di muka untuk mengirimkan produk di tanggal tertentu.
Backward scheduling bekerja dengan cara :

  • menentukan kapan waktu awal mulai dan kapan selesai dikerjakan dari suatu order yang menunggu (outstanding) dengan menempatkan order itu tadi ke slot waktu yang ada.
  • dan menentukan sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap order hanya selesai pas tanggal jatuh tempo-nya, bukan selesai gasik.
Dengan menggarap order semepet/sedekat mungkin dengan tanggal jatuh tempo, maka Backward scheduling bisa meminimalkan persediaan, oleh karena benda pada routing-nya kerja tidak harus pergi langsung ke work station berikutnya, namun masih bisa nunggu dulu.
Metode penjadwalan maju dan mundur ditunjukkan pada Gambar. 5.7.

Kamis, 04 Oktober 2012

12.3. Scheduling Strategies

12.3. Scheduling Strategies
Strategi penjadwalan bervariasi antara perusahaan satu denga yang lainnya dan berkisar mulai dari 'tidak ada penjadwalan' sampai approach yang sangat canggih.
Strategi-strategi ini dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut :
1. Penjadwalan rinci / Detailed scheduling
Penjadwalan yang rincian yang mendetail untuk pekerjaan khusus dari pelanggan, tidak praktis dalam situasi aktual manufaktur . Perubahan order, break down peralatan, dan kejadian tak terduga lainnya dapat menjadi penyebab rencana menyimpang.
2. Penjadwalan kumulatif / Cumulative scheduling
Penjadwalan Kumulatif terhadap  beban kerja total berguna terutama untuk perencanaan kebutuhan kapasitas jangka panjang . Hal ini mungkin menjadi beban yang berlebihan pada periode berjalan dan di under load di periode selanjutnya. Scheduling ini punya cara-cara untuk mengendalikan pekerjaan.
3. Kumulatif rinci / Cumulative detailed
Kombinasi antara rinci dan kumulatif adalah dua pendekatan masuk akal dan praktis. Jika master jadwal sudah fixed dan mempunyai porsi yang fleksibel.
4. Aturan Prioritas / Priority decision rules
Priority decision rules adalah panduan penjadwalan yang digunakan secara terpisah dan dalam hubungannya dengan salah satu strategi di atas, yaitu, pertama datang pertama dilayani (fist come, fist serve).
Ini berguna dalam mengurangi
persediaan barang dalam proses / Work-In-Process (WIP).

12.2. Inputs to Scheduling

12.2. Masukan untuk Penjadwalan / Inputs to Scheduling
1. Standar kinerja / Performance standards
Berisi tentang informasi mengenai standar kinerja (waktu standar untuk operasi), yang membantu mengetahui kapasitas jam mesin yang diperlukan 
2. Unit di mana loading dan penjadwalan yang harus dikerjakan.
3. K
apasitas Efektif work station.
4. Pola demand dan tingkat fleksibilitas mampu diterima untuk pesanan mendadak.
5. Overlapping operasi.
6.
Individual job schedules.

12.1. Principles of Scheduling

12.1. Prinsip Penjadwalan / Principles of Scheduling
1. Prinsip volume kerja optimum / The principle of optimum task size 
Penjadwalan cenderung untuk mencapai efisiensi maksimal ketika volume pekerjaan berukuran kecil, dan semua pekerjaan dibuat dalam ukuran yang sama besarnya.
2. Prinsip rencana produksi optimum /
Principle of optimum production pla
Perencanaan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan loading / beban yang sama besarnya pada semua pabrik.
3. Prinsip urutan kerja yang optimal /
Principle of optimum sequence
Penjadwalan cenderung untuk mencapai efisiensi maksimum pada saat pekerjaan direncanakan sehingga jam kerja digunakan secara normal
dalam urutan kerja yang sama.

12. SCHEDULING

12. PENJADWALAN / SCHEDULING 
Scheduling  dapat didefinisikan : menentukan kapan dan di mana setiap operasi pengerjaan untuk memproses benda kerja akan dilakukan.
Dengan cara lain dapat juga didefinisikan sebagai : menentukan waktu dan tempat untuk mulai sampai selesai setiap prosedur operasi. Secara
prinsip tujuan scheduling adalah untuk merencanakan urutan kerja sedemikian hingga sehingga produksi yang dapat disusun secara sistematis bisa selesai menjelang akhir tanggal jatuh tempo.

11.1. Techniques of Routing

11.1. Techniques of Routing
pada saat raw material dikonversi berubah menjadi menjadi barang yang dibutuhkan, beragam operasi pengerjaan dilakukan serta memilih tiap jalur rute operasi pengerjaan bagi tiap benda kerja itulah yang disebut sebagai Routing. Memilihan rute yaitu menentukan urutan operasi tertentu, inilah yang harus menjadi pilihan terbaik dan termurah untuk supaya produk akhir bisa paling rendah biaya/cost-nya . 
Teknik routing itu ada banyak caranya, yaitu sebagai berikut :
    1.   Route card
Kartu ini selalu menyertai dengan benda kerja menempuh seluruh operasi. Kartu ini menunjukkan material yang dipakai selama proses manufaktur dan kemajuan prosesnya dari satu operasi ke operasi pengerjaan yang lainnya. sebagai tambahannya ada rincian memo tentang pekerjaan yang jelek maupun baik yang dihasilkan juga direkam dalam kartu ini.


    2.   Work sheet
Lembar kerja ini berisi:
(a) Spesifikasi yang harus diikuti oleh proses manufaktur.
(b) Instruksi mengenai routing untuk setiap benda kerja. dilengkapi dengan nomor identifikasi mesin perkakas dan nomoe work station tempat kerja dimana benda kerja dikerjakan.
    3.   Route sheet
Route sheet ini terkait dengan order tertentu. Biasanya route sheet  dibuat dari operation sheet. Satu lembar route sheet  untuk satu benda kerja /komponen per order.
Route sheet ini memuat hal-hal berikut:
(a) Nomor order dan identitas order lainnya.
(b) Simbol dan identifitas benda kerja.
(c) Jumlah potongan yang akan dibuat.
(d) Jumlah potongan di tiap lot/batch jika produk dibuat per lot..
(e) Data Operasi pengerjaan yang dilakukan, yang meliputi :
     (i) Daftar operasi pada tiap benda kerja.
    (ii) Departemen di mana operasi yang akan dilakukan.
   (iii) Mesin yang akan digunakan untuk setiap operasi.
   (iv) Urutan operasi yang fixed, jika ada.
(f) Tingkat di mana pekerjaan harus diselesaikan, ditentukan dari lembar operasi.

    4.   Move order
Meskipun move order ini adalah dokumen untuk pengendalian produksi, tapi tidak pernah digunakan untuk routing system. Move order dipersiapkan untuk tiap operasi per operation sheet.

Jumat, 05 Oktober 2012

13. SCHEDULING METHODOLOGY

13. SCHEDULING METHODOLOGY
Metodologi penjadwalan / scheduling methodology tergantung pada jenis industri, perusahaan, produk, dan tingkat kecanggihanyang diperlukan. Metodologinya adalah sbb :
1. Grafik dan papan,
2. A
turan Keputusan Prioritas / Priority decision rules, dan
3. M
etode Pemrograman Matematis / Mathematical programming methods

    1.   Gantt Charts and Boards
Gantt chart dan papan jadwalnya, pada jaman dulu banyak dipakai untuk penjadwalan, meskipun pada jaman sekarang banyak grafik yang digambar dengas komputer. 
Gantt chart sangat mudah dipahami dan dapat dengan cepat menggambarkan situasi pada seketika itu atau yang situasi direncanakan untuk semua semua bagian yang terkait. 
Gantt chart dipakai dalam beberapa bentuk, yaitu,
(a) Penjadwalan atau progress chart, yang menggambarkan jadwal yang berurutan ;
(b) Beban grafik / loading chart, yang menunjukkan pekerjaan yang dibebankan pada grup pekerja atau mesin, serta
(c) Record a chart, yang dipakai untuk merekam waktu operating time aktual dan delay time aktual dari pekerja dan mesin.
    2.   Priority Decision Rules
Priority decision rules jika disederhanakan pengertiannya adalah pedoman untuk menentukan di urutan manakah suatu pekerjaan / order akan dikerjakan. Dalam beberapa perusahaan aturan ini berperan sebagai priority planning systems seperti pada sistem MRP. 
Berikut ini adalah beberapa priority rules yang harus diikuti.
 

    3.   Mathematical Programming Methods
Scheduling adalah masalah alokasi sumber daya yang kompleks. Kapasitas proses perusahaan, labour skills, material dll yang harus diusahakan alokasi penggunaannya sedemikian rupa sehingga bisa memaksimalkan profit atau service, atau bahkan untuk memenuhi demand sembari meminimalkan cost.
Berikut ini adalah beberapa model yang dipakai dalam scheduling dan production control.
a) Model pemrograman Linear / Linear programming model
Disini semua pembatas / constraints dan fungsi, dirumuskan sebagai persamaan linear dan kemudian problem diselesaikan untuk mencapai optimasi. 
Metode utama yang digunakan di sini adalah Metode Simplex, metode transportasi dan metode penugasan / assignment method 
(b) PERT / CPM network model 
PERT / CPM network adalah jaringan menunjukkan urutan operasi untuk proyek dan precedence relation antara kegiatan hingga proyek selesai selesai.

Catatan :
Penjadwalan dilakukan dalam semua kegiatan dari suatu perusahaan yaitu, produksi, maintenance dll. Oleh karena itu, semua metode dan teknik scheduling digunakan untuk manajemen maintenance.

12.4. Types of Scheduling

12.4. Types of Scheduling
Jenis penjadwalan dapat dikategorikan sebagai penjadwalan maju dan penjadwalan mundur.
    1.   P
enjadwalan maju / Forward scheduling
Umumnya digunakan pada industri yang menggunakan metode produksi jobshop di mana pelanggan bisa minta ordernya "diperlukan sesegera mungkin (needed as soon as possible).
Forward scheduling bekerja dengan cara :

  • menentukan kapan waktu awal mulai dan kapan selesai dikerjakan dari suatu order yang diprioritaskan masuk, dengan menentukan slot waktu paling awal (paling gasik) yang ada, pada saat tersebut,
  • serta sekalian menentukan kapan benda kerja akan diselesaikan pada workstation tersebut.
  • Oleh karena tiap benda kerja itu tadi harus dikerjakan sedini mungkin (as early as possible), maka selama menempuh routing ke semua work stationsemua benda kerja akan dirampungkan sebelum jatuh tempo-nya.
Metode maju / forward method menuntut persediaan yang cukup, yang artinya inventory persediaan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan di work station juga cost-nya tinggi.
Namun forward method mudah digunakan dan order  dikerjakan dalam waktu tempuh / lead time  lebih singkat, jika dibandingkan dengan backward scheduling.
2. Penjadwalan Mundur / Backward scheduling
Sering digunakan pada industri yang typenya perakitan / assembling dan dengan komitmen di muka untuk mengirimkan produk di tanggal tertentu.
Backward scheduling bekerja dengan cara :

  • menentukan kapan waktu awal mulai dan kapan selesai dikerjakan dari suatu order yang menunggu (outstanding) dengan menempatkan order itu tadi ke slot waktu yang ada.
  • dan menentukan sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap order hanya selesai pas tanggal jatuh tempo-nya, bukan selesai gasik.
Dengan menggarap order semepet/sedekat mungkin dengan tanggal jatuh tempo, maka Backward scheduling bisa meminimalkan persediaan, oleh karena benda pada routing-nya kerja tidak harus pergi langsung ke work station berikutnya, namun masih bisa nunggu dulu.
Metode penjadwalan maju dan mundur ditunjukkan pada Gambar. 5.7.

Kamis, 04 Oktober 2012

12.3. Scheduling Strategies

12.3. Scheduling Strategies
Strategi penjadwalan bervariasi antara perusahaan satu denga yang lainnya dan berkisar mulai dari 'tidak ada penjadwalan' sampai approach yang sangat canggih.
Strategi-strategi ini dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut :
1. Penjadwalan rinci / Detailed scheduling
Penjadwalan yang rincian yang mendetail untuk pekerjaan khusus dari pelanggan, tidak praktis dalam situasi aktual manufaktur . Perubahan order, break down peralatan, dan kejadian tak terduga lainnya dapat menjadi penyebab rencana menyimpang.
2. Penjadwalan kumulatif / Cumulative scheduling
Penjadwalan Kumulatif terhadap  beban kerja total berguna terutama untuk perencanaan kebutuhan kapasitas jangka panjang . Hal ini mungkin menjadi beban yang berlebihan pada periode berjalan dan di under load di periode selanjutnya. Scheduling ini punya cara-cara untuk mengendalikan pekerjaan.
3. Kumulatif rinci / Cumulative detailed
Kombinasi antara rinci dan kumulatif adalah dua pendekatan masuk akal dan praktis. Jika master jadwal sudah fixed dan mempunyai porsi yang fleksibel.
4. Aturan Prioritas / Priority decision rules
Priority decision rules adalah panduan penjadwalan yang digunakan secara terpisah dan dalam hubungannya dengan salah satu strategi di atas, yaitu, pertama datang pertama dilayani (fist come, fist serve).
Ini berguna dalam mengurangi
persediaan barang dalam proses / Work-In-Process (WIP).

12.2. Inputs to Scheduling

12.2. Masukan untuk Penjadwalan / Inputs to Scheduling
1. Standar kinerja / Performance standards
Berisi tentang informasi mengenai standar kinerja (waktu standar untuk operasi), yang membantu mengetahui kapasitas jam mesin yang diperlukan 
2. Unit di mana loading dan penjadwalan yang harus dikerjakan.
3. K
apasitas Efektif work station.
4. Pola demand dan tingkat fleksibilitas mampu diterima untuk pesanan mendadak.
5. Overlapping operasi.
6.
Individual job schedules.

12.1. Principles of Scheduling

12.1. Prinsip Penjadwalan / Principles of Scheduling
1. Prinsip volume kerja optimum / The principle of optimum task size 
Penjadwalan cenderung untuk mencapai efisiensi maksimal ketika volume pekerjaan berukuran kecil, dan semua pekerjaan dibuat dalam ukuran yang sama besarnya.
2. Prinsip rencana produksi optimum /
Principle of optimum production pla
Perencanaan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan loading / beban yang sama besarnya pada semua pabrik.
3. Prinsip urutan kerja yang optimal /
Principle of optimum sequence
Penjadwalan cenderung untuk mencapai efisiensi maksimum pada saat pekerjaan direncanakan sehingga jam kerja digunakan secara normal
dalam urutan kerja yang sama.

12. SCHEDULING

12. PENJADWALAN / SCHEDULING 
Scheduling  dapat didefinisikan : menentukan kapan dan di mana setiap operasi pengerjaan untuk memproses benda kerja akan dilakukan.
Dengan cara lain dapat juga didefinisikan sebagai : menentukan waktu dan tempat untuk mulai sampai selesai setiap prosedur operasi. Secara
prinsip tujuan scheduling adalah untuk merencanakan urutan kerja sedemikian hingga sehingga produksi yang dapat disusun secara sistematis bisa selesai menjelang akhir tanggal jatuh tempo.

11.1. Techniques of Routing

11.1. Techniques of Routing
pada saat raw material dikonversi berubah menjadi menjadi barang yang dibutuhkan, beragam operasi pengerjaan dilakukan serta memilih tiap jalur rute operasi pengerjaan bagi tiap benda kerja itulah yang disebut sebagai Routing. Memilihan rute yaitu menentukan urutan operasi tertentu, inilah yang harus menjadi pilihan terbaik dan termurah untuk supaya produk akhir bisa paling rendah biaya/cost-nya . 
Teknik routing itu ada banyak caranya, yaitu sebagai berikut :
    1.   Route card
Kartu ini selalu menyertai dengan benda kerja menempuh seluruh operasi. Kartu ini menunjukkan material yang dipakai selama proses manufaktur dan kemajuan prosesnya dari satu operasi ke operasi pengerjaan yang lainnya. sebagai tambahannya ada rincian memo tentang pekerjaan yang jelek maupun baik yang dihasilkan juga direkam dalam kartu ini.


    2.   Work sheet
Lembar kerja ini berisi:
(a) Spesifikasi yang harus diikuti oleh proses manufaktur.
(b) Instruksi mengenai routing untuk setiap benda kerja. dilengkapi dengan nomor identifikasi mesin perkakas dan nomoe work station tempat kerja dimana benda kerja dikerjakan.
    3.   Route sheet
Route sheet ini terkait dengan order tertentu. Biasanya route sheet  dibuat dari operation sheet. Satu lembar route sheet  untuk satu benda kerja /komponen per order.
Route sheet ini memuat hal-hal berikut:
(a) Nomor order dan identitas order lainnya.
(b) Simbol dan identifitas benda kerja.
(c) Jumlah potongan yang akan dibuat.
(d) Jumlah potongan di tiap lot/batch jika produk dibuat per lot..
(e) Data Operasi pengerjaan yang dilakukan, yang meliputi :
     (i) Daftar operasi pada tiap benda kerja.
    (ii) Departemen di mana operasi yang akan dilakukan.
   (iii) Mesin yang akan digunakan untuk setiap operasi.
   (iv) Urutan operasi yang fixed, jika ada.
(f) Tingkat di mana pekerjaan harus diselesaikan, ditentukan dari lembar operasi.

    4.   Move order
Meskipun move order ini adalah dokumen untuk pengendalian produksi, tapi tidak pernah digunakan untuk routing system. Move order dipersiapkan untuk tiap operasi per operation sheet.