Selasa, 02 Oktober 2012

7. AGGREGATE PLANNING

    7.   AGGREGATE PLANNING
Agregat planning merupakan perencanaan jangka menengah. Ini adalah proses perencanaan kuantitas dan waktu output selama jangka waktu menengah (3 bulan sampai satu tahun). 
Oleh karena itu, fluktuasi permintaan harus dipenuhi oleh tenaga kerja dan jadwal persediaan. Perencanaan agregat mencari kombinasi terbaik untuk meminimalkan biaya.
Aggregate Planning Strategies
Variabel dari sistem produksi adalah tenaga kerja, bahan dan modal. Dukungan tenaga kerja yang lebih banyak diperlukan untuk menghasilkan volume output yang lebih tinggi. Oleh karena-nya, tenaga kerja dan penggunaan lembur / over time (OT) adalah dua variabel yang relevan. Sedangkan materialdalam hal ini  membantu mengatur output. Bagi perusahaan  alternatif yang memungkinkan adalah persediaan, back order atau subcontract.
Variabel-variabel terkendali ini merupakan strategi murni dimana fluktuasi permintaan dan ketidakpastian dalam kegiatan produksi dapat diakomodasi dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Variasikan size produksi atau tenaga kerja : Output dikendalikan oleh mempekerjakan atau 
merumahkan pekerja secara proporsional dengan perubahan permintaan.
2. Variasikan jam kerja : Mempertahankan tenaga kerja yang stabil, namun memungkinkan 
    waktu idle ketika ada order kendur dan memungkinkan lembur / over time (OT) 
    ketika permintaan memuncak.
3. Variasikan tingkat persediaan / inventory level : fluktuasi permintaan dapat dipenuhi oleh 
    sejumlah besar persediaan.
4. Subkontrak : pergeseran ke atas permintaan dari tingkat rendah. Tingkat produksi yang 
    konstan dapat dipenuhi dengan menggunakan subkontraktor untuk memberikan kapasitas 
    ekstra.
Aggregate Planning Guidelines
Berikut ini adalah pedoman untuk Aggregate Planning :
1. Menentukan policy perusahaan tentang variabel terkendali yang disebutkan di atas .
2. Gunakan estimasi atau forecast yang baik sebagai dasar untuk perencanaan.
3. Rencanakan dalam satuan kapasitas yang
tepat .
4. Mempertahankan tenaga kerja yang secara tetap/stabil.
5. Mempertahankan kontrol atas persediaan.
6. Mempertahankan fleksibilitas untuk merespon perubahan-perubahan.
7. Me-respon permintaan dengan cara yang terkendali.
8. Mengevaluasi planning secara reguler.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

'makasih sudah mampir, tolong komentarnya donk . . . .

Selasa, 02 Oktober 2012

7. AGGREGATE PLANNING

    7.   AGGREGATE PLANNING
Agregat planning merupakan perencanaan jangka menengah. Ini adalah proses perencanaan kuantitas dan waktu output selama jangka waktu menengah (3 bulan sampai satu tahun). 
Oleh karena itu, fluktuasi permintaan harus dipenuhi oleh tenaga kerja dan jadwal persediaan. Perencanaan agregat mencari kombinasi terbaik untuk meminimalkan biaya.
Aggregate Planning Strategies
Variabel dari sistem produksi adalah tenaga kerja, bahan dan modal. Dukungan tenaga kerja yang lebih banyak diperlukan untuk menghasilkan volume output yang lebih tinggi. Oleh karena-nya, tenaga kerja dan penggunaan lembur / over time (OT) adalah dua variabel yang relevan. Sedangkan materialdalam hal ini  membantu mengatur output. Bagi perusahaan  alternatif yang memungkinkan adalah persediaan, back order atau subcontract.
Variabel-variabel terkendali ini merupakan strategi murni dimana fluktuasi permintaan dan ketidakpastian dalam kegiatan produksi dapat diakomodasi dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Variasikan size produksi atau tenaga kerja : Output dikendalikan oleh mempekerjakan atau 
merumahkan pekerja secara proporsional dengan perubahan permintaan.
2. Variasikan jam kerja : Mempertahankan tenaga kerja yang stabil, namun memungkinkan 
    waktu idle ketika ada order kendur dan memungkinkan lembur / over time (OT) 
    ketika permintaan memuncak.
3. Variasikan tingkat persediaan / inventory level : fluktuasi permintaan dapat dipenuhi oleh 
    sejumlah besar persediaan.
4. Subkontrak : pergeseran ke atas permintaan dari tingkat rendah. Tingkat produksi yang 
    konstan dapat dipenuhi dengan menggunakan subkontraktor untuk memberikan kapasitas 
    ekstra.
Aggregate Planning Guidelines
Berikut ini adalah pedoman untuk Aggregate Planning :
1. Menentukan policy perusahaan tentang variabel terkendali yang disebutkan di atas .
2. Gunakan estimasi atau forecast yang baik sebagai dasar untuk perencanaan.
3. Rencanakan dalam satuan kapasitas yang
tepat .
4. Mempertahankan tenaga kerja yang secara tetap/stabil.
5. Mempertahankan kontrol atas persediaan.
6. Mempertahankan fleksibilitas untuk merespon perubahan-perubahan.
7. Me-respon permintaan dengan cara yang terkendali.
8. Mengevaluasi planning secara reguler.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

'makasih sudah mampir, tolong komentarnya donk . . . .